Stereotip terhadap Generasi Z: Antara Mitos dan Realita
Selasa, 1 Juli 2025 09:46 WIB
Stereotip terhadap Generasi Z adalah cermin dari ketakutan dan ketidaktahuan masyarakat terhadap perubahan zaman.
Oleh: Revalia Puji Lestari
Generasi Z, yakni mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini menjadi sorotan utama dalam berbagai wacana sosial, pendidikan, dan dunia kerja. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, mereka sering kali ditempatkan dalam berbagai stereotip. Sebagian besar label yang melekat pada Generasi Z adalah hasil dari pengamatan sepintas, media sosial, atau asumsi dari generasi sebelumnya, yang tidak selalu mencerminkan realitas yang sebenarnya.
Stereotip Umum terhadap Generasi Z
Beberapa stereotip yang kerap dilekatkan pada Generasi Z antara lain:
1.Terlalu Bergantung pada Teknologi
Generasi Z dianggap tidak bisa hidup tanpa gadget. Mereka disebut-sebut lebih suka berkomunikasi lewat layar dibandingkan tatap muka. Meski benar bahwa mereka mahir menggunakan teknologi, hal ini lebih mencerminkan adaptasi terhadap zaman daripada ketergantungan semata.
2.Kurang Tangguh dan Mudah Menyerah
Banyak yang menganggap Generasi Z mudah stres, tidak tahan tekanan, dan terlalu manja. Padahal, persepsi ini kerap muncul karena generasi ini lebih terbuka soal kesehatan mental dan tidak sungkan meminta bantuan—sebuah hal yang dulu dianggap tabu.
3.Individualistis dan Kurang Loyal
Di dunia kerja, Generasi Z dicap sebagai generasi yang tidak loyal, mudah pindah kerja, dan lebih mementingkan kepentingan pribadi. Namun, studi menunjukkan bahwa mereka justru mencari makna dalam pekerjaan dan lingkungan yang mendukung nilai-nilai inklusivitas serta keberlanjutan.
4.Apatis terhadap Politik dan Sosial
Generasi ini sering dianggap tidak peduli terhadap isu-isu besar. Padahal, mereka sangat aktif menyuarakan pendapat melalui media sosial dan mendukung berbagai gerakan sosial, seperti isu lingkungan, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia.
Mengapa Stereotip Bisa Berbahaya?
Stereotip, meski tampak sepele, bisa berdampak besar. Mereka bisa menghambat komunikasi antargenerasi, menciptakan jarak di tempat kerja, dan menimbulkan tekanan pada Generasi Z untuk "membuktikan diri". Selain itu, stereotip membuat kita lupa bahwa setiap individu unik—tak bisa dipukul rata hanya berdasarkan tahun kelahiran.
Melihat Generasi Z dengan Kacamata Baru
Alih-alih terjebak dalam label, penting bagi masyarakat untuk memahami Generasi Z melalui pendekatan yang lebih objektif. Mereka adalah generasi yang tumbuh dalam dunia yang penuh tantangan baru: krisis iklim, pandemi global, dan ketidakstabilan ekonomi. Ketahanan mereka dalam menghadapi tantangan ini patut diapresiasi.
Penting juga bagi lembaga pendidikan, dunia kerja, dan pemerintah untuk membangun komunikasi yang inklusif dan setara dengan Generasi Z. Mereka bukan sekadar pengguna media sosial, tetapi juga inovator, pembelajar cepat, dan agen perubahan masa depan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi
0 Pengikut

Dari Sopan Santun ke Sensitivitas Budaya: Etika Baru Komunikasi
Selasa, 1 Juli 2025 10:11 WIB
Stereotip terhadap Generasi Z: Antara Mitos dan Realita
Selasa, 1 Juli 2025 09:46 WIBArtikel Terpopuler